Senin, 17 Oktober 2011

Macam-macam Majas


Macam-macam Majas
Dalam penggunaan bahasa, untuk berbagai keperluan, baik lisan maupun tulisan, baik resmi maupun tidak resmi, kita sering menggunakan atau menemukan penggunaan majas. Penggunaan majas tersebut salah satunya untuk mengungkapkan suatu maksud. Untuk mempermudah pemahaman Anda, di bawah ini akan diuraikan macam-macam majas, sebagai berikut.
1. Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya. Contoh:
a. Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.
b. Apa yang kami hadiahkan ini sebenarnya tidak ada artinya sama sekali bagimu.
2. Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya.
Contoh:
a. Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah-limpah.
b. Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota.
3. Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan.
Contoh:
a. Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
b. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya
sendiri.
4. Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.
Contoh:
Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... .
5. Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatuhal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.
Contoh:
Pena lebih berbahaya dari pedang.
6. Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya.
Contoh:
a. Kikirnya seperti kepiting batu.
b. Mukanya merah laksana kepiting rebus.
7. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks.
Contoh:
Perahu itu menggergaji ombak.
8. Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolaholah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
a. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami.
b. Kata-katanya tajam seperti mata pisau.
9. Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
a. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!
b. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas.
10. Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.
Contoh:
Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya!
11. Sarkasme
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir.
Contoh:
a. Mulut harimau kau!
b. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)
12. Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem
pro parte).
Contoh:
a. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00 (pars pro toto).
b. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem pro parte).
13. Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh:
a. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hamper meledak kepalaku.
b. Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya.
14. Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus.
Contoh:
a. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan harga).
b. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK).
15. Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan sebenarnya.
Contoh:
Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan bagi generasi bangsaku.
16. Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan budaya, mengapa hendak diseragamkan?

Tugas untuk Kelas X.8 dan X..9 SMANSA Tenggarong

1.   Buatlah puisi singkat menggunakan rima  aliterasi ( panjang  8 baris)
    2. Sejak berpisah dengan burung kesayangannya, Mbah Parto bukan sakit encok seperti biasanya. Namun sakitnya lebih merupakan sakit rohani ketimbang sakit jasmani. Tiga bulan yang lalu burung perkutut yang sudah “kung’ itu dibeli Pak Umar. Sebetulnya Mbah Parto tak hendak melepaskan burung kesayangannya. Namun, karena pak Umar medesak dan meninggalkan penawaran sampai delapan ratus rupiah, akhirnya Mbah partomerelakan perkutut itu dibeli. Ia mengira dengan uang sebanyak itu, dia dapat membeli perkutut lagi dan sisanya untuk membeli kebutuhan hidup. Namun yang terjadi di luar perkiraannya. Semenjak berpisah dengan burung perkututnya, Mbah Parto Justru menderita. Tubuhunya semakin kurus dan pada akhirnya, jasmaninya pun tak kuat. Ia terbaring sakit. 
    Tuliskan  unsur-unsur intrinsik ysng terkandung dalam penggalan cerpen tersebut !
      a. tema :                  b. amanat :                    c. sudut pandang:                  d. perwatakan

    3. Sebutkan siapa saja yang terlibat di dalam diskusi?, dan sebutkan tugas-tugasnya!
    4.  Bacalah kalimat-kalimat berikut dengan saksama! 
    1)Dengan demikian, pertemuan santai pun telah berlangsung sekitar dua jam.
    2)Usai pemaparan sejarah berdirinya kesepuhan, Abah Anom segera membuka  forum diskusi.
    3)Keantusiasan itu tampak dari pertanyaan-pertanyaan segera mengalir lancar dari  anak-anak.
    4)Begitu pul dengan peserta dewasa yang tidak mau kalah.
    5)Mereka pun ikut ambil bagian menyela dan menambahkan pendapat anak-anak dalam diskusi ini.
    6)Beberapa anak terlihat begitu antusias mengikutinya. 
       Susunan kalimat-kalimat tersebut  sehingga menjadi paragaf yang baik (padu) 

    5. Tulislah sebuah paragraf yang berisi uraian Anda sebagai moderator ketika akan membuka sebuah    diskusi    kelas.

    Selasa, 11 Oktober 2011

    Tugas untuk Kelas XII IPA 1, 2, dan 3 SMANSA Tenggarong

    Bacalah wacana berikut dengan saksama!

    1)Bendungan di Desa Jatirogo ini tidak ada duanya di Indonesia. 2)Tubuh bendungan tersebut dari bantalan karet berisi air. 3)…. terbuat dari karet, tinggi permukaannya bisa diatur secara fleksibel. 5) Jika terjadi banjir, bantalan karet itu dikempiskan dan air bah lancar mengalir ke laut. 6)Sebaliknya, bila volume air sungai mengecil, tubuh bendungan diisi penuh, sehingga tingginya mencapai 3 m. 7)Sungai terbendung dan airnya dimanfaatkan sebagai air minum dan irigasi. 8)Pada saat yang sama, air pasang dari laut akan terhambat dan tak mencemari sungai yang menjadi sumber utama air tawar masyarakat di sekitar sungai.

    1.       Tuliskan gagasan pokok dan gagasan-gagasan penjelas
    2.       Berilah kata hubung/konjungsi yang tepat untuk kalimat 3)
    3.       Tuliskan dua istilah/kata yang berasal dari bahasa asing dan artikan!
    4.       Tuliskan tema dari wacana tersebut!

    Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!
    ”Pak, pohon pepaya di pekaranganku telah dirobohkan dengan tak semena-mena. Tidaklah sepatutnya hal itu kulaporkan?”
    ”Itu benar, tapi jangan melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan ialah kerukunan kampung. Soal kecil yang dibesar-besarkan bisa mengakibatkan kericuhan dalam kampung. Setiap soal mesti diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh main seruduk. Masih ingatkah kau pada peristiwa Dullah dan Bidin tempo hari? Hanya karena soal dua kilo beras, seorang kehilangan nyawa dan yang lain meringkuk di penjara.”
                                                                                                                                    (Gerhana, Muhammad Ali)
    5.       Tuliskan nilai moral yang tekandung di dalamnya!
    6.       Tuliskan puisi berdasar “Gerhana” karya  Muhammad Ali.
    7.       Susunlah pesan kepada seseorang berdasar penggalan cerpen tersebut.